Bencana alam-karena ulah manusia
Merupakan suatu peristiwa alam berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan sebagainya, yang berdampak besar bagi populasi manusia. Namun, beberapa bencana alam terjadi bukan akibat dari mekanisme alam, melainkan akibat kerusakan alam yang dipicu oleh ulah manusia yang awalnya bertujuan untuk kemajuan dan kemakmuran. Kecerobohan, ketamakan, serta minimnya pemahaman manusia terhadap lingkungannya, menyebabkan usaha manusia yang semula bertujuan luhur malah membawa dampak yang bertolak belakang dengan apa yang diharapkan.
Beberapa contoh bencana alam yang disebabkan oleh ulah manusia, sebagai suatu pengingat untuk kita semua agar lebih bisa menjaga dan melestarikan lingkungan tempat tinggal kita
LUMPUR LAPINDO
Salah satu bencana hebat yang terjadi sejak 29 Mei 2006 ini sepertinya sudah tidak asing lagi bagi kita. Semburan lumpur panas yang merugikan ini berawal dari kecerobohan manusia saat melakukan pengeboran Sumur Banjar Panji yang merupakan sumur eksploitasi milik Lapindo Brantas Inc. Kesalahan prosedur dalam proses pengeboran akhirnya membawa dampak yang besar bagi ekosistem di sekitarnya. Hingga bulan Agustus 2006, tercatat sebanyak 10.426 unit rumah dan 77 unit ibadah terendam lumpur. Lahan dan ternak lumpuh, sekitar 30 pabrik terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan ribuan tenaga kerja dirumahkan, kantor pemerintahan dan sarana pendidikan tidak berfungsi, sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon) rusak, pipa air milik PDAM Surabaya patah, pipa gas milik Pertamina meledak, ruas jalan tol Surabaya-Gempol ditutup dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, dan masih banyak lagi kerugian besar yang ditimbulkan semburan lumpur panas ini.
KONTAMINASI LIMBAH TAMBANG
Picher, tempat paling beracun di Amerika Serikat, dulunya merupakan pusat pertambangan dengan kandungan seng dan timah terkaya di dunia. Penggalian bawah tanah tanpa batas yang berlangsung lebih dari satu abad menyisakan tumpukan logam beracun di seluruh wilayah kota ini akibat kontaminasi limbah tambang. Air yang mengandung asam beracun merembes naik dari terowongan bawah tanah tempat penambangan sampai ke sungai hingga berubah warna menjadi merah. Picher merupakan salah satu lokasi yang dinyatakan tidak layak huni karena kerusakan lingkungan yang parah akibat aktivitas pertambangan
LUMPUR LAPINDO
Salah satu bencana hebat yang terjadi sejak 29 Mei 2006 ini sepertinya sudah tidak asing lagi bagi kita. Semburan lumpur panas yang merugikan ini berawal dari kecerobohan manusia saat melakukan pengeboran Sumur Banjar Panji yang merupakan sumur eksploitasi milik Lapindo Brantas Inc. Kesalahan prosedur dalam proses pengeboran akhirnya membawa dampak yang besar bagi ekosistem di sekitarnya. Hingga bulan Agustus 2006, tercatat sebanyak 10.426 unit rumah dan 77 unit ibadah terendam lumpur. Lahan dan ternak lumpuh, sekitar 30 pabrik terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan ribuan tenaga kerja dirumahkan, kantor pemerintahan dan sarana pendidikan tidak berfungsi, sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon) rusak, pipa air milik PDAM Surabaya patah, pipa gas milik Pertamina meledak, ruas jalan tol Surabaya-Gempol ditutup dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, dan masih banyak lagi kerugian besar yang ditimbulkan semburan lumpur panas ini.
KONTAMINASI LIMBAH TAMBANG
Picher, tempat paling beracun di Amerika Serikat, dulunya merupakan pusat pertambangan dengan kandungan seng dan timah terkaya di dunia. Penggalian bawah tanah tanpa batas yang berlangsung lebih dari satu abad menyisakan tumpukan logam beracun di seluruh wilayah kota ini akibat kontaminasi limbah tambang. Air yang mengandung asam beracun merembes naik dari terowongan bawah tanah tempat penambangan sampai ke sungai hingga berubah warna menjadi merah. Picher merupakan salah satu lokasi yang dinyatakan tidak layak huni karena kerusakan lingkungan yang parah akibat aktivitas pertambangan
0 comments:
Post a Comment